Hari Pertama Puasa

Pagi ini jalan di pontianak terlihat sepi, tidak seperi hari-hari biasa. Mungkin karena pagi ini anak sekolah pada libur awal puasa ya.  Dan cuaca pun terlihat sangat cerah. Indah rasanya mengawali puasa hari pertama ini dengan suasana yang teduh dan nyaman di hati.

Sebenarnya suasana tenang, sudah saya rasakan sejak tarawih semalam. Walaupun ada sedikit kesedihan karena puasa tahun ini tidak bisa bareng dengan istri dan anak. Sejak kelahiran anak kedua, mereka belum bisa saya bawa ke Pontianak. Bukannya tidak mau, tapi karena anak kedua saya masih terlalu kecil, belum mampu untuk menahan tekanan udara di dalam pesawat. Tapi, mau bagaimana lagi, ikhlaskan saja.  Mudah-mudahan ada hikmah dibalik ini.

Sedikit menggambarkan malam pertama bulan Ramadhan. Ketika saya datang ke masjid di dekat rumah untuk sholat tarawih ( Tidak terlalu dekat juga sih, karena saya harus mengendarai sepeda motor untuk sampai  kesana), masjid sudah terisi penuh sampai ada beberapa orang keluar dari masjid karena tidak kebagian tempat , terpaksa saya harus berjalan lebih jauh lagi untuk mencari masjid lainnya.

Ketemu masjid kedua. Tapi sebelum sampai di tempat, dari kejauhan sudah terlihat mobil-mobil yang terpakir yang jumlahnya cukup banyak. Sesampainya ditempat, benar apa yang saya perkirakan, parkiran motornya pun penuh sesak.  Tapi saya harus tetap masuk, karena waktu isya sudah masuk.

Sangking ramainya, saya hanya mendapatkan tempat di pelataran di dekat tempat wudhu. Tempatnya agak tidak bersih, ada sedikit bercak-bercak kaki orang yang habis wudhu. Tahu seperti ini, seharusnya saya datang lebih cepat. Tapi kan memang ke masjid harus disegerakan ya. Mudah-mudahan hari-hari berikutnya lebih baik.

Ya, baginilah kondisi masjid ketika awal bulan Ramadhan. Para jam’ah banyak yang berdatangan. Seakan-akan ada bazar meriah di dalam masjid. Kondisi yang tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Mudah-mudahan saja kondisi ini bisa terus sampai akhir bulan Ramadhan. Termasuk diri saya, mudah-mudahan tetap istiqomah untuk tetap sholat tarawih di masjid. Tidak seperti tahun kemarin yang buaaanyak banget bolongnya 🙂

Kondisi ini tidak jauh berbeda juga ketika saya sholat subuh di musholah belakang rumah. Musholah seukuran 6 kali 8 hampir semuanya terisi.

Bagaimana dengan kondisi musholah atau masjid dekat rumah Anda ? Apakah juga seperti itu ? Atau jangan-jangan anda tidak sholat tarawih di masjid ? Jangan malu kawan, tahun kemarin saya juga seperti itu.. hehe. Baru tahun ini punya niat untuk memaksimalkan ibadah di bulan puasa. Sebenarnya tahun-tahun kemarin pun niat itu selalu ada, tapi diakhir Ramadhan selalu saja merasa menyesal, karena merasa tidak bisa memaksimalkan ibadah. Mudah-mudahan tahun ini bisa jauh lebih baik.

Ingin sholat tarawih full di masjid. Ingin sholat shubuh full di masjid/musholah, mudah-mudahan sholat wajib yang lain juga bisa selalu dilakukan di masjid. Ingin juga banyak melakukan amalan-amalan sunnah. Poko’e full ibadah satu bulan penuh. Insya Allah niat ini terlaksana dan memberikan efek positif untuk bulan-bulan berikutnya…. Amin.

Ayo kita sama-sama meningkatkan ibadah di bulan puasa. Jangan hanya bloggingnya aja yang diperkuat ya…. Disamping ibadah wajib, tilawahnya diperbanyak, sholat sunnahnya diperbanyak, dzikirnya juga diperbanyak.

Seandainya ada di antara blogger yang menjadi jarang update selama bulan Ramadhan ini dikarenakan waktu yang ada dihabiskan untuk hal-hal diatas, teruskan saja kawan. Menurut saya justru itu yang utama. Tapi seadainya ingin tetap beramal melalui blogging, jangan sampai mengorbankan ibadah utamanya ya….

Tulisan ini hanya sekedar mengingatkan, termasuk juga alat kontrol terhadap diri saya untuk berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan niat saya ini. Mudah-mudahan berkenan.

Salam Bahagia,
Octa Dwinanda

18 thoughts on “Hari Pertama Puasa”

    1. sama bener pak dengan di tempat saya, dan biasanya menjelang akhir ramdhan semakin maju shafnya.. bukan karena banyak jamaahnya tapi makin sedikit, karena pada mudik

    1. hari kedua bablas kang:(
      ibunya teman kantor meninggal, sampai malam saya ditempatnya, karena kejebak hujan juga akhirnya ga ikut jamaah dimasjid… 🙁

      1. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un!
        Turut berduka atas wafat ibunya teman Mas Octa. Semoga mendapat tempat terbaik di sisin-Nya.
        ===
        Nggak apa kalo gitu Mas, takziah juga sama perlunya 🙂

  1. Ass. Salam persahabatan sebelumnya dari Blogger Borneo. Btw, met puasa juga nih. Semoga di Ramadhan kali ini kita dapat memperoleh berkah yang melimpah, Aminnn…

Leave a Reply to Octa Dwinanda Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *