Tuliskan dan Cuek Ajah

Baru aja tadi mampir dari blognya mas Arief. Ngubek-ngubek blognya, akhirnya ketemu artikel yang berjudul : Biar Ide Menulis Datang, Menulislah!

Artikel diatas pas banget dengan apa yang saya butuhkan sekarang. Kelemahan saya dalam urusan tulis menulis adalah suka terhenti ditengah jalan. Sebenarnya sih ada aja ide untuk ditulis, tapi menuangkannya itu loh yang tidak mudah bagi saya.

Isi dari artikel mas Arief diatas, sebenarnya saya sudah mengerti dan sudah sering mendengarnya. Setuju banget dengan isi dari artikelnya, yang penting tulis saja. Tidak perlu mikirin tata bahasa. Pokoknya apa yang ada dipikiran, langsung aja dituangkan. Terlihat amburadul… biarkan. Nanti kalau sudah dituangkan semua, baru deh nanti dibaca kembali, sambil dibenahi, mana yang kira-kira kurang pas.

Sebenarnya, teknik itu selalu jadi pedoman bagi saya, tapi ketika sedang menulis tetap saja suka terhenti ditengah jalan. Nah, dari sinilah saya punya kesimpulan bahwa…. Eh ini menurut saya ya.. Bahwa menulis dan mem-publish-nya, tidak hanya sekedar teknik saja, tapi berhubungan juga dengan hambatan di dalam diri.

Hambatan ini saya menyebutnya lack of confidence  (biar keren pake bahasa inggris..hehe), artinya kurang percaya diri.

Salah satu ciri rasa kurang percaya diri ini adalah adanya perasaan takut tulisan kita dinilai jelek oleh pembaca, perasaan takut tulisan kita ga dihargai oleh pembaca, dan pikiran-pikiran negatif lainnya.

Padahal belum tentu juga apa yang ada dipikiran kita itu bener-bener terjadi. Solusi yang paling tepat mengenai permasalah ini adalah…. CUEK AJAH !

Ya, cuek aja deh. Bodo amat pembaca mau berpikir seperti apa. Yang penting sudah terlahir satu tulisan dari di kita. Masalah bagus atau tidak, itu urusan belakang. Sering aja menulis, insya Allah ada peningkatan (jiaahhhh…. blogger yang jarang nulis, kok bisa menasehati seperti ini ya…. hehe. Ga papa ya gan 🙂 )

Sesuai dengan Quote yang mas Arief tulisankan di artikelnya :

Ketekunan untuk terus berlatih menulis, jauh lebih penting daripada bakat menulis itu sendiri!

Sebenarnya “CUEK AJAH” ini bisa juga diterapkan diberbagai kepentingan. Misalnya, ketika kita ingin menawarkan konsep ke atasan, atau ingin melakukan presentasi di depan umum. Tidak usah dipikirkan nanti bagaimana, tapi bagaimana nanti aja deh. Setelah action, baru deh disikapi bagaimana selanjutnya. Kalaupun nanti ada kritikan, sindiran atau bahkan makian, anggap aja itu masukan bagi diri kita untuk bisa lebih baik.

Ufff…. selesai juga nih tulisan. Inilah salah satu contoh tulisan dengan metode ” Tuliskan dan Cuek Aja“.  Walah…. ngarang… hehe.

Mudah-mudahan tulisan ini memacu saya untuk bisa lebih aktif lagi dalam menulis….. Amin. Insya Allah….

Salam Bahagia,
Octa Dwinanda

 

 

 

7 thoughts on “Tuliskan dan Cuek Ajah”

  1. pak………………….
    besok aku mau ke seminarnya ippho santosa…………..
    bismmillah……………….
    :mrgreen:

  2. Bagi penulis amatir seperti saya, ada dua hambatan besar, yaitu penyusunan kalimat dan memilih kata (diksi). Namun ketika keduanya dapat terangkum dengan baik rasanya puas sekali. Saya sangat berhati-hati dalam menulis artikel karena khawatir tidak dapat tersampaikan dengan baik.
    Sehebat apapun idenya kalau tidak dieksekusi dengan benar bisa jadi sia-sia saja alias tidak akan menjadi artikel yang baik.

    1. betul sekali bang Dje….. tapi menurut saya di publish aja kali ya…. masalah baik atau tidak, saya pikir makin sering menghasilkan karya, lalu di publish, insya Allah jadi makin baik… Ga seperti saya, jarang update, makanya tulisannya tak kunjung membaik…. hehe

  3. Sebenarnya dalam hidup harus seimbang . Melakukan sesuatu juga harus dengan berfikir agar tidak salah bertindak. Tapi kalo kelamaan berfikir juga, yg ada malah urusannya ga selesai selesai

Leave a Reply to Octa Dwinanda Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *