Selayaknya dan sudah sepantasnya setiap orang tua menyayangi anaknya. Tidak hanya anak kandungnya tapi juga anak-anak saudara dan tetangganya.
Seperti yang sudah dicontohkan oleh Nabi Akhir zaman, Nabi Muhammad SAW. Beliau merupakan seseorang yang sangat menyayangi anak-anak. Sikap Beliau yang selalu lemah-lembut, penuh dengan belas kasih dan selalu memaklumi anak-anak.
Rasa sayang beliau tidak hanya terhadap anak-anaknya saja, tapi juga anak-anak para sahabatnya dan para tetangganya. Beliau sering memperlihatkan rasa cintanya kepada kedua cucunya Hasan dan Husein dengan mengendong, memangkunya dan menciumi mereka. Bahkan pernah dikisahkan ketika Rasulullah sedang melaksanakan sholat, Beliau memperlama sujudnya ketika salah satu cucunya menduduki punggungnya. Saking sayangnya dan tidak mau melukai perasaan cucunya, beliau sampai berlaku seperti itu.
Pernah juga dikisahkan bahwa Beliau selalu menghibur hati anak-anak kaum muslimin dan para sahabat. Sering kali Beliau memangku mereka dan mengusap-usap kepala mereka. Para ibu pun sering kali membawa anak-anak mereka agar bisa di gendong oleh Beliau.
Suatu saat, ketika Muhammad sedang dalam perjalanan, Beliau bertemu dengan sekumpulan anak-anak yang sedang bermain. Beliau menghentikan perjalanannya sejenak untuk sekedar ikut bermain dengan anak-anak itu. Setelah itu barulah Beliau meneruskan perjalanannya.
Masih banyak kisah-kisah lainnya yang menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW sangatlah menyayangi anak-anak. Bahkan, saking sayangnya dengan anak-anak, Beliau dijuluki sebagai abal yatim, bapaknya anak-anak yatim. Subhanallah.
Semua sudah ada teladannya, kawan. Sebagai orang tua dan orang dewasa selayaknya kita menyayangi anak-anak kita. Contohlah Nabi Muhammad SAW dalam memperlakukan anak-anak. Jangan biarkan anak-anak kita kekurangan rasa kasih sayang. Jangan biarkan anak-anak kita menanggung beban hidup yang terlalu berat. Beri waktu kepada mereka untuk bermain. Hiasilah masa kanak-kanak mereka dengan penuh kegembiraan. Agar kelak ketika mereka dewasa nanti, mereka tahu kepada siapa mereka harus membalas budi.
Anak-anak kita adalah titipan Allah SWT, kawan. Kita punya tanggung jawab untuk membentuknya menjadi manusia yang tangguh. Manusia yang bermanfaat untuk keluarnga, masyarakat, negara dan agamanya. Bukan malah menjadi beban bagi keluarga, beban bagi masyarakat, negara bahkan beban bagi agamanya. Amit amit, jangan sampai.
Untuk para bapak, mampukah kita menunjukkan rasa sayang kita dengan memberikan kepada anak-anak kita makanan yang halal, yang didapat dari rejeki yang halal ?
Untuk para ibu, mampukah menunjukkan rasa sayangnya dengan mengorbankan karirnya untuk memberikan waktu secara kualitas dan kuantitas untuk anak-anaknya ? Karena sesungguhnya karir seorang wanita yang paling mulia adalah mengurus anak-anak mereka sehingga kelak bisa menjadikan anak-anak mereka menjadi manusia-manusia yang tangguh. Apakah ada karir yang lebih mulia dari itu, kawan ?
Saya pernah membahas di OBS (Blog saya terdahulu yang sekarang sudah tidak lagi online) tentang solusi wanita berkarir tapi tetap bisa memberikan waktu secara kualitas dan kuantitas kepada anak-anak mereka. (Untuk artikel tentang ini akan saya re-publish di blog ini suatu saat nanti)
Silahkan ditanggapi…
Salam Bahagia,
Octa Dwinanda
Tes Awwalan!
Kalo ada orang tua yang tidak menyayangi anak-anaknya, itu bukan orang tua, tapi orang gila :aw:
tapi ada loh kang orang tua yang gila… hehe
Wah komengku di mana-mana ilang mulu. Knapa ya?!
waduh kenapa ya ? coba kita tanya langsung ke abah akismetnya langsung 🙂
hem jadi pingin punya anak nich… :hangout:
hati-hati, jangan ngebut-ngebut mas 🙂
Ehm….harus nambah anak lagi..
ayo mas…. penuhi bumi ini dengan kalimat laa ilaaha illallaah 🙂
Mas. Jamnya di blog kok nggak sesuai dgn kenyataan pas komeng…tlg di setting dong :hihi:
wuiihh…… sampe sedetil itu mas.
ok… langsung saya setting mas 🙂 thanx yo
Baru punya anak satu nih, nambah ga ya! Salah satu upaya berusaha untuk tidak memarahinya, karena bisa jadi trauma buat anak…
ayo tambah satu lagi mas 🙂
Bagaimanapun,anak anak adalah generasi penerus bangsa…jadi harus kita pastikan mendapatkan kasih sayang dan pendidikan yang baik….
:ehm: :ehm: :ehm:
setuju bli 🙂
waduh mas saya setuju bnget
ya harus setuju mas…. hehe
q seg plajar 😀
jdi blum bsa komen mcem2 🙂
kalau gitu komentarin artikel saya yang lain aja mas 🙂
Belum pernah bikin anak nih, jadi no comment deh.
hihihi…
Harimau saja tak mungkin memakan anaknya sendiri. Apalagi manusia.
tapi harimau akan berebut daerah kekuasan dengan anaknya sendiri ketika sudah dewasa…. 🙂
Izin share…
silahkan abu…. jangan lupa cantumkan sumbernya ya… 🙂
Hiks.. jadi inget anak sendiri mas :'(
anaknya di mana mas?