Muhammad SAW, Nabi Akhir Zaman

Sebagai umat muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, tentunya tahu siapakah Nabi akhir jaman, Nabi penutup dari para nabi, dialah baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Sebagai nabi penutup, tentunya harus kita pahami bahwa Rasulullah SAW hadir di muka bumi dengan membawa risalah yang menghapuskan atau menyempurnakan risalah-risalah sebelumnya. Termasuk didalamnnya pemahaman tentang membenarkan adanya nabi-nabi sebelumnya dan  menolak adanya nabi setelah nabi Muhammad SAW.

Muhammad SAW sebagai nabi akhir zaman, mesti dipahami juga bahwa beliau hadir adalah untuk semua manusia dan menjadi rahmat bagi seluruh alam sampai akhir zaman. Beda dengan nabi-nabi sebelumnya yang hanya terbatas untuk umatnya saja dan untuk pada zamannya saja.

Keyakinan bahwa Muhammad SAW adalah nabi akhir zaman adalah final. Sekiranya ada seseorang yangmengaku-ngaku sebagai nabi, pastilah dia nabi gadungan. Sekiranya ada keyakinan bahwa ada nabi setelah Rasulullah SAW, menurut para ulama (dan saya menyakini itu) sesungguhnya itu adalah sesat dan menyesatkan.

Lalu apa selanjutnya setelah kita menyakini bahwa Rasulullah Muhammad SAW adalah nabi akhir zaman ? Selanjutnya adalah kita harus menyakini bahwa setiap ajaran yang beliau wariskan kepada kita adalah BENAR. Caranya ?  Tentunya dengan mengamalkan Al-qur’an  sebagai warisan paling berharga bagi umat muslim dan hadist sebagai pelengkap pedoman dalam hidup.

Sejauh mana kita mengamalkannya ? Tentunya secara keseluruhan (kaffah), tidak setengah-setengah.

Saya tidak akan mengambil contoh terlalu jauh. Misalnya, sekarang ini. Banyak dari Anda yang merayakan hari valentine, bukan ? . Padahal sesungguhnya itu tidak ada tuntunannya dalam islam. Saya tidak perlu menjelaskan asal muasalnya hari valentine, sebagian dari Anda tentu sudah tahu dan memang tidak layak untuk menjadi hari yang diperingati.

Seadainya Anda berharap termasuk dalam golongan umatnya Rasulullah SAW, tinggalkanlah budaya valentine. Sesungguhnya tiada yang bisa menyelamatkan kita di akhirat kelak, selain amal ibadah yang kita perbuat di dunia dan syafa’at dari Rasulullah SAW.

Ya Rasulullah, hari ini umatmu memperingati hari kelahiranmu. Hari dimana lahirnya sesosok manusia termulia di muka bumi. Kami memperingati bukan hanya sekedar mengingat hari lahirmu, ya Rasulullah.  Kami memperingati untuk lebih mengenalmu. Untuk lebih paham terhadap semua ajaran yang kau wariskan kepada kami. Kami memperingati untuk mengingatkan diri kami sendiri karena masih banyak tingkah laku kami yang tidak sesuai dengan apa yang telah kau contohkan, ya Rasulullah.

Ya Allah, sampaikanlah shalawat dan salam kepada junjungan nabi Muhammad SAW dan  kepada keluarga dan para sahabatnya. Ya Allah, golongkan kami ke dalam umat nabi Muhammad SAW. Jadikanlah hambamu ini , umat yang mencintai Rasulullah SAW. Umat yang berpegang teguh kepada agama Mu,  agama yang telah diwariskan dengan sempurna oleh Rasul Mu, Muhammad SAW. Agar kelak kami mendapatkan syafa’at dari Rasulullah SAW. Sesungguhnya kami menginginkan dan membutuhkan syafa’at itu, ya Allah. Agar kami bisa berkumpul dengan para nabi dan orang-orang sholeh di akhirat kelak.

Salam Bahagia,
Octa Dwinanda

27 thoughts on “Muhammad SAW, Nabi Akhir Zaman”

  1. Nabi Muhammad SAW tidak pernah berutang budi,tidak pernah melukai perasaan seseorag, sungguh luar biasa ahlak beliau. .dan telah sempurna ahlak yang ada pada beliau .sehingga dikatakan Penutup para Nabi.Karena sudah sangat2 sempurna

    1. sip… memang sudah sangat sempurna… seandainya umat muslim mengerti, muda-mudahan terhindar dari perbuatan bid’ah.. insya Allah

  2. iin nyimak Gan… ^___^

    sekarang lagi treen orang ngaku nabi dan rosul… tp ga ada yg berani ngaku dewa ..?

    kenapa ya…
    kenapa aliran kepercayaan dewa-dewi jarang ada yng benari … ^___^

    1. sejak dari dulu banyak juga orang yang mengaku-ngaku nabi mas…..

      ada tuh yang ngaku-ngaku dewa…. dewa bujana, dani dewa…. hehe

  3. Semoga kita sebagai umatnya mampu meneladani akhlak beliau yang mulia, bukan hanya memperingati kelahirannya sebagai seremonial belaka 🙂

  4. hiks… jadi kangen masa kecil dulu, tiap bulan maulid gini di kampungku hampir tiap hari ada berjanjen (tradisi baca al barjanji) muter dr rumah ke rumah trus pulangnya dikasih jajan… seneng buangeeet, tapi sekarang dah jarang, cuma di masjid doang itupun cuma sampe tgl 12 aja… jaman udah berubah, sekarang maulidnya di cafe… hihihi…

    1. kangent berjanjennya atau dapt uang jajannya mba ? hehe
      eh iya, berjanjen itu tradisi mana ya ?

  5. Setuju banget mas, kalau kita ingin amalan kita diterima Alloh, syaratnya ada 3:
    1. Muslim.
    2. Mengikuti contoh rosululloh.
    3. Dikerjakan dengan ikhlash.
    Salah satu dari itu nggak ada, fahuwa raddun.

  6. Menjadi Kaffah dalam beragama bukan perkara yang gampang, namun kita pasti akan bisa mencapainya dengan niat yang kuat…
    Yang terpenting apa yang kita dapat sekarang kita tunaikan sebaik2nya, tidak lupa selalu belajar… Semoga Allah SWT memberi kekuatan…
    Allaahumma Sholli ‘ala Muhammad, Wa ‘ala ali Muhammad…

    1. Amin…
      Allaahumma Sholli ‘ala Muhammad, Wa ‘ala ali Muhammad
      terima kasih sudah berkunjung mas Dani 🙂

    1. ya, tidak harus jadi pedagang juga mas. Tapi seharusnya memang seorang muslim itu harus mampu secara finansial, dan salah satu pintunya adalah dengan berdagang/ berbisnis

  7. Ya ya ya, trims atas pencerahannya, akan lebih memperkuat keyakinan kita, oo iya ilmu itu penting loo, hati2 kalau ncari ilmu, salah2 dpt ilmu sesat, sulit diubah kalau sdh menjadi keyakinan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *