Jadilah Seperti Pohon Bambu

Anda tahu panda ? Ya, itu loh binatang asli dari negerinya Wong Fei Hung, Cina. Saat ini saya tidak ingin menuliskan tentang panda, tapi makanan utamanya, yaitu pohon bambu. Ya, saya tertarik menuliskan tentang pohon bambu, setelah beberapa hari yang lalu di salah satu sesi di pelatihan soft skill yang diadakan oleh kantor dimana saya bekerja, menyinggung sedikit tentang filosofi pohon bambu. Saya pikir akan bermanfaat juga bagi yang lain seandainya saya share di sini.

Dijelaskan bahwa pohon bambu itu, dari akar sampai daunnya mempunyai fungsinya masing-masing. Ini menggambarkan bahwa pohon bambu mempunyai manfaat yang luas bagi kehidupan. Semisal akarnya, dikarenakan memiliki sistem perakaran serabut dengan akar rimpang yang kuat, memungkinkan tanaman bambu dapat menjaga sistem hidrologis sebagai pengikat tanah dan air, sehingga dapat digunakan sebagai tanaman konservasi.

Kemudian batangnya. Untuk batang bambu muda bisa dijadikan masakan khas dengan cita rasa tinggi. Bahkan di beberapa daerah menjadi makanan mahal. Selain itu batang bambu juga bisa digunakan sebagai bahan bangunan dan biasa juga dijadikan sebagai bahan baku untuk kerajinan tangan.

Lalu daunnya. Diberbagai buku-buku herbal, daun bambu bisa dijadikan obat untuk penyembuhan. Dipercaya bahwa daun bambu mampu menyembuhkan batuk, haus, dahak, radang tenggorokan, dan menghilangkan rasa panas.

Anda bisa melihat bahwa tidak ada satu bagianpun dari pohon bambu yang tidak mempunyai manfaat. Kita sebagai manusia yang mempunyai perasaan dan pikiran, bisakah seperti pohon bambu. Bisakah setiap perkataan yang keluar dari mulut kita tidak merupakan hal yang sia-sia, tapi perkataan yang selalu mempunyai nilai manfaat bagi orang yang mendengarnya ? Bisakah setiap perbuatan yang kita lakukan tidak merupakan hal yang mubazir, tapi perbuatan yang selalu mempunyai daya guna bagi lingkungan ?

Mari kita simak perkataan Buya Hamka berikut :

“Kalau hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau kerja sekedar kerja, kera juga bekerja”

Dalam berbagai kalimat bijak, pohon bambu banyak dijadikan perumpamaan.

Ketika pohon bambu ditiup angin kencang, dia akan merunduk. Setelah angin berlalu, dia akan tegak kembali. Seperti perjalanan hidup seorang manusia, pastilah tidak lepas dari cobaan dan rintangan. Jadilah seperti pohon bambu. Yakinlah bahwa cobaan dan rintangan itu akan berlalu. Setelah itu segeralah bangkit dan berdiri tegak, seperti pohon bambu yang kembali tegak  setelah angin berlalu.

Anda bisa menyimak salah satu cerita inspiratif dan motivatif tentang pohon bambu di artikel yang saya dapatkan dari hasil googling di internet dengan judul : Jadilah Seperti Sebatang Pohon Bambu.

Terakhir, mungkin saya hanya bisa mengingatkan kembali bahwa hidup itu hanya sekali, kawan. Sejarah akan mencatat kita sebagai apa. Tidak perlulah untuk menjadi orang besar, cukuplah jadi manusia yang bermanfaat bagi lingkungannya, walaupun mungkin hanya sebatas lingkungan keluarga saja. Jadilah seperti pohon bambu.

Terakhir dari yang terakhir, sebelum saya menutup artikel ini, ada sedikit pesan…. renungkanlah apa yang dikatakan Buya Hamka diatas, kawan. Renungkanlah… Renungkanlah !

Salam Bahagia,
Octa Dwinanda

NB : Secuil tulisan dari hasil renungan untuk bisa menjadi seperti sebatang pohon bambu yang bisa memberikan manfaat untuk lingkungan, walaupun hanya sekedar tulisan sekedarnya, seadanya.

10 thoughts on “Jadilah Seperti Pohon Bambu”

  1. Menarik sekali filosofi pohon bambu ini. Mengajarkan sikap seorang kesatria sejati. Selalu berserah diri pada Tuhannya dalam setiap keadaan.

    BTW, perkataan Buya Hamkah itu menampar sekali.

    Terima Kasih!
    Edward Rhidwan

    1. terima kasih sudah berkunjung mas Ridwan…
      Betul sekali mas…. perkataan Buya Hamkah juga menampar saya sangat keras waktu pertama kali mendengarnya…. Mudah-mudahan ini bisa menjadi sindiran bagi kita utk bisa hidup dan bekerja lebih baik lagi… Insya Allah… Amin

  2. iya juga, kalau hidup cuma numpang hidup, berarti kita kalah sama tumbuhan yang malah memberikan manfaat buat sekitar, HARUS BERUBAH!

    :ehm: btw, title blog ini bener jadi blogger bahagia ya? HAHAHAHA

Leave a Reply to Octa Dwinanda Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *