Enjoy Aja Lagi

Hidup dalam tekanan pastilah tidak nyaman. Dan saya yakin, Anda pun setuju dengan saya. Siapa sih yang mau hidup  dalam tekanan ?

Tekanan bisa datang dari arah mana pun.  Anda sebagai pegawai kantoran, tekanan datang dari pekerjaan yang menumpuk. Anda sebagai pengusaha, tekanan datang dari hasil penjualan yang tak kunjung meningkat. Atau tekanan bisa saja datang dari suatu kegiatan yang Anda ikuti yang sangat menyita pikiran dan waktu Anda.

Tidak usah jauh-jauh. Contohnya saya sekarang. Kebetulan dari awal maret kemarin sampai pertengahan april nanti saya “terpaksa” harus berjibaku dengan buku-buku dan kertas kerja. Dari pagi sampai sore, harus mengikuti kelas. Dan malam pun masih harus mengerjakan tugas-tugas yang datang silih berganti. Continue reading Enjoy Aja Lagi

Bersaing Dengan Level Yang Lebih Tinggi

Seorang petinju pendatang baru, kalau ditantang untuk melawan Chris John, wajar saja kalau seandainya dia akan merasa gentar. Yang luar biasa, seandainya petinju pendatang baru tersebut, dengan gagah berani berani menerima tantangan tersebut.

Seorang internet marketer pendatang baru, wajar saja dia akan berfikir berkali-kali kalau seandainya harus bersaing untuk memperebutkan peringkat pertama hasil pencarian kata kunci tertentu dengan Lutvi Affandi atau pakar internet marketing lainnya. Lebih baik mencari kata kunci yang persaingannya sedikit dan para master tidak bermain disitu. Yang luar biasa adalah seandainya ada seorang newbie berani menerima tantangan untuk mengambil kata kunci yang banyak pesaingnya dan ada master yang bermain di kata kunci tersebut.

Kencederungan manusia lebih memilih jalan aman dari pada jalan yang berbatu-batu.  Lebih memilih bersaing dengan yang sepantar dari pada dengan level yang lebih tinggi darinya. Ini menurut saya sangatlah manusiawi. Tapi kalau kita melihat kepada para Juara, kebanyakan dari mereka justru malah berani menantang 1 atau 2 level diatasnya. Continue reading Bersaing Dengan Level Yang Lebih Tinggi

Hari Pertama Puasa

Pagi ini jalan di pontianak terlihat sepi, tidak seperi hari-hari biasa. Mungkin karena pagi ini anak sekolah pada libur awal puasa ya.  Dan cuaca pun terlihat sangat cerah. Indah rasanya mengawali puasa hari pertama ini dengan suasana yang teduh dan nyaman di hati.

Sebenarnya suasana tenang, sudah saya rasakan sejak tarawih semalam. Walaupun ada sedikit kesedihan karena puasa tahun ini tidak bisa bareng dengan istri dan anak. Sejak kelahiran anak kedua, mereka belum bisa saya bawa ke Pontianak. Bukannya tidak mau, tapi karena anak kedua saya masih terlalu kecil, belum mampu untuk menahan tekanan udara di dalam pesawat. Tapi, mau bagaimana lagi, ikhlaskan saja.  Mudah-mudahan ada hikmah dibalik ini. Continue reading Hari Pertama Puasa

Nanti Bagaimana ? Bagaimana Nanti !

Saya dan sebagian dari Anda mungkin pernah atau sering merasa tidak yakin untuk melangkah karena dihantui oleh ketakutan-ketakutan yang diciptakan sendiri.

“Nanti kalau hujan dijalan bagaimana ya ?” “Nanti kalau saya tidak mampu melakukannya bagaimana ya ?” Nanti kalau bisnisnya gagal bagaimana ya ?” “Nanti kalau gugup bagaimana ya ?” Dan kalau mau diteruskan, masih banyak nanti-nanti yang lain. Kata-kata inilah yang membuat orang berhenti untuk melangkah dan akhirnya tidak mendapatkan apa-apa.

“Nanti bagaimana ya ?” Kalau pertanyaan ini ditanyakan kepada mbah Purdi, pasti akan dijawab “Ya, bagaimana nanti !”. Artinya, dijalani saja dulu. Kan belum tentu juga apa yang dikhawatirkan itu akan terjadi. Continue reading Nanti Bagaimana ? Bagaimana Nanti !