2 KM Pertama Adnan

Di hari Sabtu yang cerah, aku tergoda untuk memuaskan hasrat lariku. Sebelum berangkat, setelah berpakaian lengkap, saya sempatkan untuk melihat anak-anak ku yang masih tertidur lelap di kamarnya. Sedikit berteriak aku ajak anak-anak ku untuk ikut olahraga bersama ku. “Anak-anak, ikut ayah lari pagi yuk,” kataku.Sebenarnya saya tidak terlalu berharap mereka bisa ikut olahraga pagi bersamaku. Karena sudah kebayang seandainya mereka ikut, sudah pasti saya tidak bisa fokus berlari.

Tidak beberapa lama, anak ke duaku, Adnan terbangun. Masih dalam keadaan berbaring di kasur, Adnan berkata dengan lembut, “Ayah… aku ikut”. Sontak aku terkaget. Tumben, biasanya selalu menolak kalau diajak.

“Ayo nak”, kataku. Seraya menyuruhnya segara mencuci muka, mengganti baju, dan memakai sepatu. Kemudian, sekali lagi aku ajak anak pertama ku untuk ikut bersama kami. “Ayo nak, kita olahraga sama-sama yuk”, kataku sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya. Dalam keadaan setengah tersadar, anak pertamaku menggelengkan kepalanya tanda dia menolak. “Asik loh”, sekali lagi ku coba merayu. Namun, nampaknya empuknya kasur dan hembusan dinginnya hawa AC, lebih menarik  untuk dia di bandingkan harus bercapai-capai di luar sana.

Tanpa memaksa lagi, akhirnya aku dan anak keduaku berangkat, setelah sebelumnya terlebih dulu kami minum satu gelas Protein Shake Mix dan berpamitan dengan ibunya anak-anak.

Seperti yang sudah saya perkirakan, lari pagi bersama dengan Adnan, berubah menjadi jalan pagi. Ya, saya pikir, karena ini yang pertama, kami awali dulu dengan jalan, dan rutenya pun saya ambil yang tidak terlalu jauh.

Dari rumah, kami keluar komplek menuju komplek lain yang berseberangan dengan komplek kami. Saya mengenalnya sebagai komplek dosen Poltek Unsri. Di dalam komplek tersebut, kami berkeliling melewati rumah-rumah dan empang kecil yang nampaknya sengaja dibuat untuk memperindah lingkungan komplek.

Setelah berkeliling komplek, rute berlanjut ke arah sekolah TK Adnan dahulu. Di arah menuju sekolah, kami sempatkan berbelok arah untuk melihat danau yang lebih besar. Namun sayang, keindahan danau tidak tanpak seperti beberapa saat lalu, karena airnya kering. Hanya terlihat tumpukan-tumpukan lumpur, dengan sedikit genangan air disekitarnya.

Jalan pagi berlanjut menuju sekolah Adnan. Melewati TK, bergerak maju beberapa puluh meter, saya putuskan untuk berbalik arah. Karena saya pikir, ini sudah terlampau jauh untuk jalan pagi pertama Adnan.

Mendekati rumah, saya lihat jarak yang telah kami tempuh melalui aplikasi Endomondo. Angka menunjukkan 2,4 Km. 200 Meter sebelum sampai di rumah, Adnan menghentikan langkahnya sambil memijat-mijat kakinya. “Kenapa nak?” tanyaku. Sambil meringis Adnan mengucap “Kakiku pegal, ayah”.

“Ayo nak, sedikit lagi sampai”, ujarku memberi semangat.

Dengan sedikit dorongan semangat, akhirnya Adnan berhasil menyelesaikan 2 Km jalan pagi pertamanya. Harapanku semoga ini bisa menjadi prestasi yang membanggakan dan bisa menjadi cerita motivatif untuknya ketika dewasa nanti.

Sesampainya di rumah, dengan bangganya Adnan menceritakan pengalaman jalan pagi pertamanya kepada abangnya. Dan nampaknya, cerita Adnan membuat “iri” dan membuat abangnya ingin ikut dikesempatan lainnya.

Tunggu cerita kami bertiga, melahap 4 km jalanan dengan jalan pagi. ^_^

 

 

3 thoughts on “2 KM Pertama Adnan”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *